Minggu, 29 November 2009
Bang Wakhidi si tukang becak
Wakhidi (52) adalah seorang tukang becak yang beroperasi di daerah pasar kliwon. Hari-harinya dijalani sebagai tukang becak pada pukul 06.00 pagi dan berakhir pada pukul 21.00. Hari ini seperti biasa tiap pukul 6 pagi dia mengantar anak SD ke sekolahnya yang sudah menjadi langganannya 4 tahun belakangan ini. Dengan atribut caping dan kaos lengan panjang dia mengayuh becaknya dengan mantap. Selesai dia mengantarkan anak SD tersebut ke sekolahnya dia menunggu penumpang di sekitar kraton kasunanan Surakarta. Maka aku tertarik menghampirinya sejenak untuk berbincang-bincang. Tapi sebelumnya saya memperkenalkan diri terlebih dahulu dan mulai bertanya.
Aku :"Bapak sudah bekerja berapa tahun?"
Bang Wakhidi :"Kira-kira sudah 20 tahun saya menjadi tukang becak."(dia menjawab sambil menghisap rokok 76 kegemarannya)
Aku :"Berapa penghasilan bapak tiap hari?"
Bang Wakhidi:"Wah... ya tidak pasti dek, kalau sepi ya 10 ribu, kalau rame ya kadang sampai 50 ribu, yang penting dapur bisa ngebul terus dek."
Aku :"Bapak mempunyai berapa anak?"
Bang Wakhidi:"Ada 4 anak, yang sudah menikah 3 dan yang masih bekerja 1."
Aku :"Cita-cita bapak yang belum tercapai apa?"
Bang Wakhidi:"Saya dulunya pengen jadi juragan mebel tapi ya karena kendala modal akhirnya jadi tukang becak tapi yang penting anak-anak bisa makan dek....hahahaha..."(jawabnya sambil tertawa khas)
Aku :"Oh...begitu pak, terima kasih atas waktunya ya pak."
Bang Wakhidi:"ya...sama-sama dek."
Akhirnya aku tahu sedikit tentang kehidupan sebagai tukang becak. Kehidupannya tak semudah yang aku bayangkan sebemunya, ternyata banyak suka duka didalamnya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar